Traffic cone atau kerucut lalu lintas adalah alat yang sangat penting untuk keselamatan dan kelancaran lalu lintas. Traffic cone memiliki fungsi yang beragam, mulai dari menandai area kerja, mengatur arus lalu lintas, hingga memberi peringatan kepada pengendara tentang adanya bahaya. Namun, apakah Anda tahu bagaimana sejarah dan perkembangan traffic cone? Artikel ini akan membahas hal tersebut secara lengkap.

Traffic cone pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja jalan raya bernama Charles P. Rudabaker pada tahun 1914 di New York, Amerika Serikat. Rudabaker membuat traffic cone dari kanvas yang dicat warna merah dan putih dan diisi dengan pasir. Traffic cone ini digunakan untuk menandai area konstruksi jalan raya.

Pada tahun 1940-an, traffic cone mulai dibuat dari karet dan plastik yang lebih ringan dan tahan lama. Traffic cone juga mulai menggunakan warna oranye yang lebih mencolok dan mudah dilihat. Pada tahun 1961, seorang insinyur bernama David Morgan menciptakan traffic cone dengan bentuk kerucut yang lebih stabil dan memiliki basis berat. Morgan juga menambahkan garis reflektor pada traffic cone agar dapat terlihat di malam hari.

Pada tahun 1970-an, traffic cone mulai digunakan secara luas di seluruh dunia untuk berbagai keperluan lalu lintas. Traffic cone juga mengalami berbagai modifikasi dan variasi, seperti ukuran, warna, bentuk, dan bahan. Beberapa negara bahkan memiliki standar khusus untuk traffic cone, seperti ASTM di Amerika Serikat, BS EN di Eropa, dan JIS di Jepang.

Perkembangan Traffic Cone

Traffic cone terus mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Saat ini, traffic cone tidak hanya terbuat dari plastik atau karet, tetapi juga dari bahan lain seperti polietilen, polipropilen, vinil, dan silikon. Traffic cone juga memiliki berbagai fitur tambahan, seperti lampu LED, sirine, sensor gerak, GPS, dan kamera.

Traffic cone juga memiliki berbagai jenis dan fungsi sesuai dengan kegunaannya. Beberapa jenis traffic cone yang umum digunakan adalah:

– Traffic cone standar: Traffic cone yang paling sering digunakan untuk menandai area kerja atau pengalihan lalu lintas. Traffic cone standar biasanya memiliki tinggi antara 30 cm hingga 90 cm dan berwarna oranye atau merah.
– Traffic cone lipat: Traffic cone yang dapat dilipat menjadi datar sehingga mudah disimpan dan dibawa. Traffic cone lipat biasanya digunakan oleh petugas pemadam kebakaran atau polisi untuk menangani situasi darurat.
– Traffic cone tumpuk: Traffic cone yang dapat ditumpuk satu sama lain sehingga hemat ruang dan efisien. Traffic cone tumpuk biasanya digunakan oleh kontraktor atau penyelenggara acara untuk menandai area tertentu.
– Traffic cone fleksibel: Traffic cone yang dapat membentuk kembali bentuknya setelah dilindas atau ditabrak. Traffic cone fleksibel biasanya digunakan di area yang rawan kecelakaan atau tabrakan.
– Traffic cone mini: Traffic cone yang memiliki ukuran kecil sehingga cocok untuk digunakan di dalam ruangan atau area sempit. Traffic cone mini biasanya digunakan untuk menandai area berbahaya atau larangan.

Demikianlah sejarah dan perkembangan traffic cone yang perlu Anda ketahui. Traffic cone adalah alat yang sangat berguna untuk menjaga keselamatan dan kelancaran lalu lintas. Oleh karena itu, kita harus menghormati dan mematuhi traffic cone yang ada di jalan raya.

Sumber:

– https://en.wikipedia.org/wiki/Traffic_cone
– https://www.safetysign.com/traffic-cones
– https://www.tapconet.com/blog/the-history-of-traffic-cones

Scan the code